Wifi Membunuhmu?
Wifi merupakan teknologi terkini dengan menggunakan wireless local area networks (WLAN). Tanpa memakai kabel, jaringan peralatan dan komputer, wifi ini terhubung menggunakan gelombang radio.
Saat seseorang memanfaatkan wifi ataupun peralatan dengan perangkat wifi, maka akan terpapar dengan gelombang radio dan sebagian akan terserap oleh tubuh. Kekhawatiran yang timbul yaitu kemungkinan pengaruh gelombang radio pada kesehatan tubuh.
Hingga saat ini, efek yang telah terbukti secara ilmiah dari paparan frekuensi radio tersebut adalah kenaikan suhu tubuh, sekitar 1 derajat Celcius. Namun, hanya ditemukan pada lokasi tertentu dengan paparan yang sangat tinggi. Pada paparan normal, tidak ditemukan kenaikan temperatur yang berdampak pada kesehatan manusia.
Wifi juga sempat dihubungkan dengan hipersensitif elektromagnetik di beberapa negara. Namun, hal itu ditepis oleh pernyataan organisasi kesehatan asal Inggris yang menyebutkan, wifi tidak berdampak sebagaimana dituduhkan.
Mereka kemudian mengeluarkan pernyataan resmi bahwa tidak terbukti wifi ataupun WLAN dapat memberikan pengaruh kesehatan masyarakat secara umum. Meski, studi lanjutan masih terus dilakukan terkait hal ini.
Wifi tergolong memancarkan radiasi non-ionisasi atau energi rendah. Radiasi yang hampir sama dengan yang dikeluarkan sinyal telepon genggam, microwave, gelombang radio, dan radiasi sinar ultraviolet.
Lebih lanjut, sinyal dari wifi dan WLAN tergolong sangat kecil, yaitu sekitar 0,1 watt pada komputer dan router. Angka tersebut masih dapat diterima dalam batas radiasi non-ionisasi yang dikeluarkan organisasi internasional. Bahkan, gelombang radio yang dikeluarkan oleh wifi lebih rendah dari telepon genggam.
Survei terbaru mengungkap, paparan gelombang radio dari basis utama dan teknologi nirkabel publik tergolong masih jauh di bawah batas internasional yang diperbolehkan.
Penemuan organisasi kesehatan asal Inggris menuturkan, satu tahun berada di lokasi hotspot Wifi akan menerima gelombang radio yang sama dengan 20 menit panggilan telepon genggam.
Menjawab spekulasi dan ketegangan seputar hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), kemudian melakukan studi untuk memperoleh bukti ilmiah. Disusul dengan pernyataan WHO, selama paparan berada di bawah frekuensi radio yang dapat ditoleransi, yaitu 0-300 GHz, tidak diketahui adanya efek terhadap kesehatan tubuh manusia. Namun, frekuensi radio yang melebihi batas tersebut tergolong tidak sehat.
Jadi sudah tidak ragu lagi kan? Sebab, hingga kini kekhawatiran gangguan kesehatan akibat wifi belum terbukti secara ilmiah. Yuk kembali berselancar di dunia maya!
Hingga saat ini, efek yang telah terbukti secara ilmiah dari paparan frekuensi radio tersebut adalah kenaikan suhu tubuh, sekitar 1 derajat Celcius. Namun, hanya ditemukan pada lokasi tertentu dengan paparan yang sangat tinggi. Pada paparan normal, tidak ditemukan kenaikan temperatur yang berdampak pada kesehatan manusia.
Wifi juga sempat dihubungkan dengan hipersensitif elektromagnetik di beberapa negara. Namun, hal itu ditepis oleh pernyataan organisasi kesehatan asal Inggris yang menyebutkan, wifi tidak berdampak sebagaimana dituduhkan.
Mereka kemudian mengeluarkan pernyataan resmi bahwa tidak terbukti wifi ataupun WLAN dapat memberikan pengaruh kesehatan masyarakat secara umum. Meski, studi lanjutan masih terus dilakukan terkait hal ini.
Wifi tergolong memancarkan radiasi non-ionisasi atau energi rendah. Radiasi yang hampir sama dengan yang dikeluarkan sinyal telepon genggam, microwave, gelombang radio, dan radiasi sinar ultraviolet.
Lebih lanjut, sinyal dari wifi dan WLAN tergolong sangat kecil, yaitu sekitar 0,1 watt pada komputer dan router. Angka tersebut masih dapat diterima dalam batas radiasi non-ionisasi yang dikeluarkan organisasi internasional. Bahkan, gelombang radio yang dikeluarkan oleh wifi lebih rendah dari telepon genggam.
Survei terbaru mengungkap, paparan gelombang radio dari basis utama dan teknologi nirkabel publik tergolong masih jauh di bawah batas internasional yang diperbolehkan.
Penemuan organisasi kesehatan asal Inggris menuturkan, satu tahun berada di lokasi hotspot Wifi akan menerima gelombang radio yang sama dengan 20 menit panggilan telepon genggam.
Menjawab spekulasi dan ketegangan seputar hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), kemudian melakukan studi untuk memperoleh bukti ilmiah. Disusul dengan pernyataan WHO, selama paparan berada di bawah frekuensi radio yang dapat ditoleransi, yaitu 0-300 GHz, tidak diketahui adanya efek terhadap kesehatan tubuh manusia. Namun, frekuensi radio yang melebihi batas tersebut tergolong tidak sehat.
Jadi sudah tidak ragu lagi kan? Sebab, hingga kini kekhawatiran gangguan kesehatan akibat wifi belum terbukti secara ilmiah. Yuk kembali berselancar di dunia maya!